REFLEKSI REFORMASI
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Krisis finansial Asia yang menyebabkan ekonomi
Indonesia melemah dan semakin besarnya ketidak puasan masyarakat Indonesia
terhadap pemerintahan pimpinan Soeharto saat itu menyebabkan terjadinya demonstrasi
besar-besaran yang dilakukan berbagai organ aksi mahasiswa di berbagai wilayah
Indonesia.
Pemerintahan
Soeharto semakin disorot setelah Tragedi Trisakti pada 12 Mei 1998 yang
kemudian memicu Kerusuhan Mei 1998 sehari setelahnya. Gerakan mahasiswa pun
meluas hampir diseluruh Indonesia.Di bawah tekanan yang besar dari dalam maupun
luar negeri, Soeharto akhirnya memilih untuk mengundurkan diri dari jabatannya.
1.2 Tujuan
Penting
bagi kita mempelajari dan mengetahui latar belakang terjadinya reformasi serta
mempelajari susunan-susunan masa revolusi pasca kemerdekaan Republik Indonesia.
· Karena
banyaknya terjadi penyimpangan-penyimpangan penggunaan kekuasaan pada masa-masa
tersebut sangat penting bagi kita untuk membahas dan mencari solusi
bersama-sama dengan melihat dari sisi silam latar belakang negara.
· Sebagai
generasi muda kita harus mampu menciptakan pemikiran-pemikiran baru yang
berguna sehinga dapat bermanfaat bagi kemajuan negara kedepanya.
· Penyelewengan-penyelewengan
kekuasaan tidak hanya terjadi dimasa silam, saat ini pun kerap terdengar
berbagai kasus korupsi, kolusi dan nepotisme yang dilakukan segelintir aparat
pemerintahan disinilah peranan kita sebagai generasi penerus bangsa untuk
menciptakan gagasan-gagasan baru dalam mencari solusi menghapus setiap tindakan
penyelewengan-penyelewengan kekuasaan yang terjadi.
1.3
Identifikasi Masalah
Penyelewengan
kekuasaan yang terjadi di Indonesia pada masa orde baru membawa penderitaan
berkepanjangan bagi rakyat Indonesia dimana rakyat tidak mendapatkan kebebasan
untuk bersuara dan menyampaikan aspirasinya terjadi ketika pelaksanaan
pemilu.Rakyat wajib memilih partai Golkar dan apabila berpihak pada partai
tertentu maka ia akan tersingkir dari jajaran birokrasi serta mendapakatkan
perlakuan diskriminatif dari birokrasinya ini merupakan suatu pembodohan
politik bagi rakyat Indonesia dimana rakyat tidak mendapatkan kebebasan untuk
bersuara dan merupakan suatu pelanggaran Hak Asasi Manusia yang dilakukan oleh
penguasa negara.
Pada
masa orde baru terjadi Pula pelanggaran Hak Asasi Manusia dimana banyak rakyat
dan mahasiswa yang terbunuh oleh aparat negara dalam aksi demonstrasi ketika
menyampaikan aspirasi mereka.Hal ini menjadi topik pembahsan yang hangat pada
saat ini karena tidak ada sanksi yang tegas terhadap aparat yang telah
melanggar hukum.Maraknya kasus penggunaan kekuasaan yang sewenang-wenang pada
masa orde baru menambah daftar hitam birokrasi yang ada dinegri ini yang dapat
kita jadikan topik pembahasan untuk dicari
jalan keluarnya.
1.4 Rumusan Permasalahan
Rumusan
permasalahan ini yaitu :
-
Bagaimanakah model perubahan suatu negara karena
reformasi dalam perspektif konsep perubahan ?,
-
Refleksi proses reformasi 1998
-
evaluasi terhadap hal – hal apa saya yang telah
dihasilkan oleh reformasi 1998
-
Melihat dampak reformasi pada masa sekaranf ini
-
Apakah reformasi 1998 telah mencapai tujuan
awalnya yaitu perubahan ke arah yang lebih baik dalam semua lini kehidupan
berbangsa dan bernegara
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
Reformasi
secara umum berarti perubahan terhadap suatu sistem yang telah ada pada suatu
masa. Di Indonesia, kata Reformasi umumnya merujuk kepada gerakan mahasiswa
pada tahun 1998 yang menjatuhkan kekuasaan presiden Soeharto atau era setelah
Orde Baru Kendati demikian, kata Reformasi sendiri pertama-tama muncul dari
gerakan pembaruan di kalangan Gereja Kristen di Eropa Barat pada abad ke-16,
yang dipimpin oleh Martin Luther, Ulrich Zwingli, Yohanes Calvin, dll.
Era
Pasca Soeharto atau Era Reformasi di Indonesia dimulai pada pertengahan 1998,
tepatnya saat Presiden Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 dan
digantikan wakil presiden BJ Habibie.
II.2 REFLEKSI PROSES REFORMASI 1998
1998
Krisis
ekonomi dan Kerusuhan Mei 1998
22
Januari 1998
Rupiah
tembus 17.000,- per dolar AS, IMF tidak menunjukkan rencana bantuannya.
12
Februari
Soeharto
menunjuk Wiranto, menjadi Panglima Angkatan Bersenjata.
5 Maret
Dua
puluh mahasiswa Universitas Indonesia mendatangi Gedung DPR/MPR untuk
menyatakan penolakan terhadap pidato pertanggungjawaban presiden yang disampaikan
pada Sidang Umum MPR dan menyerahkan agenda reformasi nasional. Mereka diterima
Fraksi ABRI
10
Maret
Soeharto
terpilih kembali untuk masa jabatan lima tahun yang ketujuh kali dengan
menggandeng B.J. Habibie sebagai Wakil Presiden.
14
Maret
Soeharto
mengumumkan kabinet baru yang dinamai Kabinet Pembangunan VII.Bob Hasan dan
anak Soeharto, Siti Hardiyanti Rukmana, terpilih menjadi menteri.
15
April
Soeharto
meminta mahasiswa mengakhiri protes dan kembali ke kampus karena sepanjang
bulan ini mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi swasta dan negeri melakukan
berunjuk rasa menuntut dilakukannya reformasi politik
18
April
Menteri
Pertahanan dan Keamanan/Panglima ABRI Jendral Purn. Wiranto dan 14 menteri
Kabinet Pembangunan VII mengadakan dialog dengan mahasiswa di Pekan Raya
Jakarta namun cukup banyak perwakilan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi
yang menolak dialog tersebut.
1 Mei
Soeharto
melalui Menteri Dalam Negeri Hartono dan Menteri Penerangan Alwi Dahlan
mengatakan bahwa reformasi baru bisa dimulai tahun 2003.
2 Mei
Pernyataan
itu diralat dan kemudian dinyatakan bahwa Soeharto mengatakan reformasi bisa
dilakukan sejak sekarang (1998). Mahasiswa di Medan, Bandung dan Yogyakarta
menyambut kenaikan harga bahan bakar minyak dengan demonstrasi besar-besaran.
Demonstrasi disikapi dengan represif oleh aparat.Di beberapa kampus terjadi
bentrokan.
4 Mei
Harga
BBM melonjak tajam hingga 71%, disusul tiga hari kerusuhan di Medan dengan
korban sedikitnya 6 meninggal.
7 Mei
Peristiwa
Cimanggis, bentrokan antara mahasiswa dan aparat keamanan terjadi di kampus
Fakultas Teknik Universitas Jayabaya, Cimanggis, yang mengakibatkan sedikitnya
52 mahasiswa dibawa ke RS Tugu Ibu, Cimanggis. Dua di antaranya terkena
tembakan di leher dan lengan kanan, sedangkan sisanya cedera akibat pentungan
rotan dan mengalami iritasi mata akibat gas air mata.
8 Mei
Peristiwa
Gejayan, 1 mahasiswa Yogyakarta tewas terbunuh.
9 Mei
Soeharto
berangkat seminggu ke Mesir untuk menghadiri pertemuan KTT G-15.Ini merupakan
lawatan terakhirnya keluar negeri sebagai Presiden RI.
12 Mei
Tragedi Trisakti, 4 mahasiswa Trisakti
terbunuh.
13 Mei
Mal
Ratu Luwes di Jl. S. Parman termasuk salah satu yang dibakar di Solo
Kerusuhan
Mei 1998 pecah di Jakarta.kerusuhan juga terjadi di kota Solo.
Soeharto
yang sedang menghadiri pertemuan negara-negara berkembang G-15 di Kairo, Mesir,
memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Sebelumnya, dalam pertemuan tatap muka
dengan masyarakat Indonesia di Kairo, Soeharto menyatakan akan mengundurkan
diri dari jabatannya sebagai presiden.Etnis Tionghoa mulai eksodus meninggalkan
Indonesia.
14 Mei
Demonstrasi
terus bertambah besar hampir di semua kota di Indonesia, demonstran mengepung
dan menduduki gedung-gedung DPRD di daerah. Soeharto, seperti dikutip koran,
mengatakan bersedia mengundurkan diri jika rakyat menginginkan. Ia mengatakan
itu di depan masyarakat Indonesia di Kairo Kerusuhan di Jakarta berlanjut,
ratusan orang meninggal dunia akibat kebakaran yang terjadi selama kerusuhan
terjadi.
15 Mei
Selesai
mengikuti KTT G-15, tanggal 15 Mei l998, Presiden Soeharto kembali ke tanah air
dan mendarat di lapangan Bandar Udara Halim Perdanakusuma di Jakarta, subuh
dini hari. Menjelang siang hari, Presiden Soeharto menerima Wakil Presiden B.J.
Habibie dan sejumlah pejabat tinggi negara lainnya.
17 Mei
Menteri
Pariwisata, Seni dan Budaya, Abdul Latief melakukan langkah mengejutkan pada
Minggu, 17 Mei 1998. Ia mengajukan surat pengunduran diri kepada Presiden
Soeharto dengan alasan masalah keluarga, terutama desakan anak-anaknya.
18 Mei
Pukul
15.20 WIB, Ketua MPR yang juga ketua Partai Golkar, Harmoko di Gedung DPR, yang
dipenuhi ribuan mahasiswa, dengan suara tegas menyatakan, demi persatuan dan
kesatuan bangsa, pimpinan DPR, baik Ketua maupun para Wakil Ketua, mengharapkan
Presiden Soeharto mengundurkan diri secara arif dan bijaksana. Harmoko saat itu
didampingi seluruh Wakil Ketua DPR, yakni Ismail Hasan Metareum, Syarwan Hamid,
Abdul Gafur, dan Fatimah Achmad.
Pukul
21.30 WIB, empat orang menko (Menteri Koordinator) diterima Presiden Soeharto
di Cendana untuk melaporkan perkembangan. Mereka juga berniat menggunakan
kesempatan itu untuk menyarankan agar Kabinet Pembangunan VII dibubarkan saja,
bukan di-reshuffle.Tujuannya, agar mereka yang tidak terpilih lagi dalam
kabinet reformasi tidak terlalu "malu".Namun, niat itu tampaknya
sudah diketahui oleh Presiden Soeharto.Ia langsung mengatakan, "Urusan
kabinet adalah urusan saya." Akibatnya, usul agar kabinet dibubarkan tidak
jadi disampaikan.Pembicaraan beralih pada soal-soal yang berkembang di
masyarakat.
Pukul
23.00 WIB Menhankam/Panglima ABRI Jenderal TNI Wiranto mengemukakan, ABRI
menganggap pernyataan pimpinan DPR agar Presiden Soeharto mengundurkan diri itu
merupakan sikap dan pendapat individual, meskipun pernyataan itu disampaikan
secara kolektif. Wiranto mengusulkan pembentukan "Dewan Reformasi".
Gelombang
pertama mahasiswa dari FKSMJ dan Forum Kota memasuki halaman dan menginap di
Gedung DPR/MPR.Mahasiswa menduduki Gedung DPR/MPR
19 Mei
Pukul
09.00-11.32 WIB, Presiden Soeharto bertemu ulama dan tokoh masyarakat, yakni
Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama Abdurrahman Wahid, budayawan Emha Ainun Nadjib,
Direktur Yayasan Paramadina Nucholish Madjid, Ketua Majelis Ulama Indonesia Ali
Yafie, Prof Malik Fadjar (Muhammadiyah), Guru Besar Hukum Tata Negara dari
Universitas Indonesia Yusril Ihza Mahendra, KH Cholil Baidowi (Muslimin
Indonesia), Sumarsono (Muhammadiyah), serta Achmad Bagdja dan Ma'ruf Amin dari
NU. Dalam pertemuan yang berlangsung selama hampir 2,5 jam (molor dari rencana semula
yang hanya 30 menit) itu para tokoh membeberkan situasi terakhir, dimana eleman
masyarakat dan mahasiswa tetap menginginkan Soeharto mundur. Soeharto lalu
mengajukan pembentukan Komite Reformasi
Presiden Soeharto mengemukakan, akan
segera mengadakan reshuffle Kabinet Pembangunan VII, dan sekaligus mengganti
namanya menjadi Kabinet Reformasi. Presiden juga membentuk Komite Reformasi.
Nurcholish sore hari mengungkapkan bahwa gagasan reshuffle kabinet dan
membentuk Komite Reformasi itu murni dari Soeharto, dan bukan usulan mereka.
Pukul
16.30 WIB, Menko Ekuin Ginandjar Kartasasmita bersama Menperindag Mohamad Hasan
melaporkan kepada Presiden soal kerusakan jaringan distribusi ekonomi akibat
aksi penjarahan dan pembakaran. Bersama mereka juga ikut Menteri Pendayagunaan
BUMN Tanri Abeng yang akan melaporkan soal rencana penjualan saham BUMN yang
beberapa peminatnya menyatakan mundur. Pada saat itu, Menko Ekuin juga
menyampaikan reaksi negatif para senior ekonomi; Emil Salim, Soebroto, Arifin
Siregar, Moh Sadli, dan Frans Seda, atas rencana Soeharto membentuk Komite
Reformasi dan me-reshuffle kabinet. Mereka intinya menyebut, tindakan itu
mengulur-ulur waktu.Ribuan mahasiswa menduduki Gedung DPR/MPR, Jakarta.
Amien
Rais mengajak massa mendatangi Lapangan Monumen Nasional untuk memperingati
Hari Kebangkitan Nasional. Dilaporkan bentrokan terjadi dalam demonstrasi di
Universitas Airlangga, Surabaya.
20 Mei
Amien
Rais membatalkan rencana demonstrasi besar-besaran di Monas, setelah 80.000
tentara bersiaga di kawasan Monas.
500.000 orang berdemonstrasi di
Yogyakarta, termasuk Sultan Hamengkubuwono X. Demonstrasi besar lainnya juga
terjadi di Surakarta, Medan, Bandung. Harmoko mengatakan Soeharto sebaiknya
mengundurkan diri pada Jumat, 22 Mei, atau DPR/MPR akan terpaksa memilih
presiden baru
Pukul
14.30 WIB, 14 menteri bidang ekuin mengadakan pertemuan di Gedung Bappenas. Dua
menteri lain, yakni Mohamad Hasan dan Menkeu Fuad Bawazier tidak hadir. Mereka
sepakat tidak bersedia duduk dalam Komite Reformasi, ataupun Kabinet Reformasi
hasil reshuffle. Semula ada keinginan untuk menyampaikan hasil pertemuan itu
secara langsung kepada Presiden Soeharto, tetapi akhirnya diputuskan
menyampaikannya lewat sepucuk surat. Alinea pertama surat itu, secara implisit
meminta agar Soeharto mundur dari jabatannya. Perasaan ditinggalkan, terpukul,
telah membuat Soeharto tidak mempunyai pilihan lain kecuali memutuskan untuk
mundur. Ke-14 menteri itu adalah Akbar Tandjung, AM Hendropriyono, Ginandjar
Kartasasmita, Giri Suseno, Haryanto Dhanutirto, Justika Baharsjah, Kuntoro
Mangkusubroto, Rachmadi Bambang Sumadhijo, Rahardi Ramelan, Subiakto
Tjakrawerdaya, Sanyoto Sastrowardoyo, Sumahadi, Theo L. Sambuaga dan Tanri
Abeng.
Pukul 20.00 WIB, surat itu kemudian
disampaikan kepada Kolonel Sumardjono. Surat itu kemudian disampaikan kepada
Presiden Soeharto Soeharto kemudian
bertemu dengan tiga mantan Wakil Presiden; Umar Wirahadikusumah, Sudharmono,
dan Try Sutrisno. Pukul 23.00 WIB, Soeharto memerintahkan ajudan untuk memanggil
Yusril Ihza Mahendra, Mensesneg Saadillah Mursjid, dan Panglima ABRI Jenderal
TNI Wiranto. Soeharto sudah berbulat hati menyerahkan kekuasaan kepada Wapres
BJ Habibie.
Wiranto
sampai tiga kali bolak-balik Cendana-Kantor Menhankam untuk menyikapi keputusan
Soeharto. Wiranto perlu berbicara dengan para Kepala Staf Angkatan mengenai
sikap yang akan diputuskan ABRI dalam menanggapi keputusan Soeharto untuk
mundur. Setelah mencapai kesepakatan dengan Wiranto, Soeharto kemudian
memanggil Habibie.
Pukul 23.20 WIB, Yusril Ihza Mahendra
bertemu dengan Amien Rais. Dalam pertemuan itu, Yusril menyampaikan bahwa
Soeharto bersedia mundur dari jabatannya.kata-kata yang disampaikan oleh Yusril
itu, "The old man most probably has resigned". Yusril juga menginformasikan
bahwa pengumumannya akan dilakukan Soeharto 21 Mei 1998 pukul 09.00 WIB. Kabar
itu lalu disampaikan juga kepada Nurcholish Madjid, Emha Ainun Najib, Utomo
Danandjaya, Syafii Ma'arif, Djohan Effendi, H Amidhan, dan yang lainnya. Lalu
mereka segera mengadakan pertemuan di markas para tokoh reformasi damai di
Jalan Indramayu 14 Jakarta Pusat, yang merupakan rumah dinas Dirjen Pembinaan
Lembaga Islam, Departemen Agama, Malik Fadjar. Di sana Cak Nur - panggilan
akrab Nurcholish Madjid - menyusun ketentuan-ketentuan yang harus disampaikan
kepada pemerintahan baru.
Pernyataan Berhenti Sebagai Presiden
Republik Indonesia, 21 Mei 1998
21 Mei
Pukul
01.30 WIB, Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Amien Rais dan cendekiawan
Nurcholish Madjid (almarhum) pagi dini hari menyatakan, "Selamat tinggal
pemerintahan lama dan selamat datang pemerintahan baru".
Pukul 9.00 WIB, Soeharto mengumumkan
pengunduran dirinya pada pukul 9.00 WIB. Soeharto kemudian mengucapkan terima
kasih dan mohon maaf kepada seluruh rakyat dan meninggalkan halaman Istana
Merdeka didampingi ajudannya, Kolonel (Kav) Issantoso dan Kolonel (Pol) Sutanto
(kemudian menjadi Kepala Polri).Mercedes hitam yang ditumpanginya tak lagi
bernomor polisi B-1, tetapi B 2044 AR.
Wakil Presiden B.J. Habibie menjadi
presiden baru Indonesia.
Jenderal Wiranto mengatakan ABRI akan
tetap melindungi presiden dan mantan-mantan presiden, "ABRI akan tetap
menjaga keselamatan dan kehormatan para mantan presiden/mandataris MPR,
termasuk mantan Presiden Soeharto beserta keluarga."
Terjadi perdebatan tentang proses
transisi ini. Yusril Ihza Mahendra, salah satu yang pertama mengatakan bahwa
proses pengalihan kekuasaan adalah sah dan konstitusional.
22 Mei
· Habibie
mengumumkan susunan "Kabinet Reformasi".
· Letjen
Prabowo Subiyanto dicopot dari jabatan Panglima Kostrad.
Di
Gedung DPR/MPR, bentrokan hampir terjadi antara pendukung Habibie yang memakai
simbol-simbol dan atribut keagamaan dengan mahasiswa yang masih bertahan di
Gedung DPR/MPR.Mahasiswa menganggap bahwa Habibie masih tetap bagian dari Rezim
Orde Baru. Tentara mengevakuasi mahasiswa dari Gedung DPR/MPR ke Universitas
Atma Jaya
10 November 1998
Pada
tanggal 10 November 1998, diprakarsai oleh para mahasiswa yang tergabung dalam
Forum Komunikasi Senat Mahasiswa se-Jakarta (FKSMJ), ITB Bandung, Universitas
Siliwangi, dan empat tokoh reformasi yaitu Abdurrahman Wahid, Amien Rais, Sri
Sultan Hamengkubuwono X dan Megawati Soekarnoputri mengadakan dialog nasional
di rumah kediaman Abdurrahman Wahid, Ciganjur, Jakarta Selatan. Dialog itu
menghasilkan 8 butir kesepakatan, yaitu sebagai berikut:
· Mengupayakan
terciptanya persatuan dan kesatuan nasional.
· Menegakkan
kembali kedaulatan rakyat.
· Melaksanakan
desentralisasi pemerintahan sesuai dengan otonomi daerah.
· Melaksanakan
pemilu yang luber dan jurdil guna mengakhiri masa pemerintahan transisi.
· Penghapusan
Dwifungsi ABRI secara bertahap
· Mengusut
pelaku KKN dengan diawali pengusutan KKN yang dilakukan oleh Soeharto dan
kroninya.
· Mendesak
seluruh anggota Pam Swakarsa untuk membubarkan diri.
Pengangkatan Habibie sebagai Presiden
Sidang Istimewa MPR yang mengukuhkan Habibie
sebagai Presiden, ditentang oleh gelombang demonstrasi dari puluhan ribu
mahasiswa dan rakyat di Jakarta dan di kota-kota lain. Gelombang demonstrasi
ini memuncak dalam peristiwa Tragedi Semanggi, yang menewaskan 18 orang.
Masa
pemerintahan Habibie ditandai dengan dimulainya kerjasama dengan Dana Moneter
Internasional untuk membantu dalam proses pemulihan ekonomi. Selain itu,
Habibie juga melonggarkan pengawasan terhadap media massa dan kebebasan
berekspresi.
Presiden
BJ Habibie mengambil prakarsa untuk melakukan koreksi.Sejumlah tahanan politik
dilepaskan.Sri Bintang Pamungkas dan Muchtar Pakpahan dibebaskan, tiga hari
setelah Habibie menjabat.Tahanan politik dibebaskan secara bergelombang.Tetapi,
Budiman Sudjatmiko dan beberapa petinggi Partai Rakyat Demokratik baru
dibebaskan pada era Presiden Abdurrahman Wahid.Setelah Habibie membebaskan
tahanan politik, tahanan politik baru muncul.Sejumlah aktivis mahasiswa diadili
atas tuduhan menghina pemerintah atau menghina kepala negara.Desakan meminta
pertanggungjawaban militer yang terjerat pelanggaran HAM tak bisa dilangsungkan
karena kuatnya proteksi politik.Bahkan, sejumlah perwira militer yang oleh
Mahkamah Militer Jakarta telah dihukum dan dipecat karena terlibat penculikan,
kini telah kembali duduk dalam jabatan struktural.
Beberapa
langkah perubahan diambil oleh Habibie, seperti liberalisasi parpol, pemberian
kebebasan pers, kebebasan berpendapat, dan pencabutan UU Subversi.Walaupun
begitu Habibie juga sempat tergoda meloloskan UU Penanggulangan Keadaan Bahaya,
namun urung dilakukan karena besarnya tekanan politik dan kejadian Tragedi
Semanggi II yang menewaskan mahasiswa UI, Yun Hap.
Kejadian
penting dalam masa pemerintahan Habibie adalah keputusannya untuk mengizinkan
Timor Timur untuk mengadakan referendum yang berakhir dengan berpisahnya
wilayah tersebut dari Indonesia pada Oktober 1999.Keputusan tersebut terbukti
tidak populer di mata masyarakat sehingga hingga kini pun masa pemerintahan
Habibie sering dianggap sebagai salah satu masa kelam dalam sejarah Indonesia.
· Kekerasan
etnis/agama terjadi di Maluku
· Pemisahan
Timor Timur menjadi negara merdeka melalui referendum yang disponsori oleh PBB;
konflik antar pro-kemerdekaan dan pro-Indonesia menimbulkan banyak korban jiwa.
· Pemilu
1999 - Pemilihan umum yang bebas diselenggarakan di Indonesia
Pengangkatan Abdurrahman Wahid sebagai
Presiden
Pada
pemilu yang diselenggarakan pada 1999 (lihat: Pemilu 1999), partai PDI-P
pimpinan Megawati Soekarnoputri berhasil meraih suara terbanyak (sekitar 35%).
Tetapi karena jabatan presiden masih dipilih oleh MPR saat itu, Megawati tidak
secara langsung menjadi presiden. Abdurrahman Wahid, pemimpin PKB, partai
dengan suara terbanyak kedua saat itu, terpilih kemudian sebagai presiden
Indonesia ke-4. Megawati sendiri dipilih Gus Dur sebagai wakil presiden.
Masa
pemerintahan Abdurrahman Wahid diwarnai dengan gerakan-gerakan separatisme yang
makin berkembang di Aceh, Maluku dan Papua.Selain itu, banyak kebijakan
Abdurrahman Wahid yang ditentang oleh MPR/DPR.
2.3 Luruskan Tujuan Reformasi
Masih
segar dalam ingatan kita semua,bahwa tujuan reformasi yang dilancarkan oleh
mahasiswa tahun 1997-1998 dulu adalah:”Reformasi Total”terhadap berbagai
penyimpangan yang dilakukan oleh rejim Orde Baru ,terutama kolusi,korupsi dan
nepotisme(KKN)dan berbagai pelanggaran hak asasi manusia.Betapa besar
pengorbanan yang diberikan oleh bangsa Indonesia,yang seringkali berlumuran darah
tersebut kemudian kelihatannya justeru dikuasai kembali oleh politisi-politisi
yang pro staus quo,avonturis dan mementingkan dirinya sendiri.
Memang
Indonesia dalam setiap pergantian rejim dan proses suksesi dari Orde lama ke
Orde Baru dan ke Reformasi selalu berlumuran darah,serta untuk kesekian kalinya
juga justeru mahasiswa menjadi korbannya ,sebagaimana terjadi terhadap mahasiswa Trisaksi itu,yang hingga kinipun tidak ada seorang
pelakupun yang tersentuh hukum.Dalam konteks tersebut tanggal 12 Mei 1998 beberapa mahasiswa menjadi korban keganasan
ketika saaat-sa’at sekarat rejim otoriter Orde Baru ,seperti Elang Mulya
Lesmana(mahasiswa Fakultas Arsitektur angkatan 1996),Herry Hartono(mahasiswa
Fakultas Teknik Mesin angkatan
1995),Hendriawan Lesmana (mahasiswa Fakultas Ekonomi angkatan 1996)dan Hafidhin
Royan(mahasiswa Fakultas Teknik Sipil angkatan 1995).Semua pengorbanan
mahasiswa Trisakti tersebut semestinya tidak sia-sia,sekiranya para politisi
merealisasikan tujuan reformasi itu secara utuh sesuai dengan tujuan perjuangan
mereka.
Namun
kelihatannya hal tersebut semakin menyimpang dari tujuan reformasi
semula,padahal mereka sudah mengorbankan jiwa raganya untuk merombak total
berbagai penyimpangan tersebut.Meskipun para pelaku kebiadaban terhadap mereka
pahlawan reformasi itu masih berkeliaran tidak terjerat hukuman apapun,selain
sebagai manusia normal kemungkinan saja tetap selalu mimpi buruk merasa berdosa
telah mengorbankan putra-putra bangsa . Bahkan tidak mustahil para pelakunya
tersebut,sekarang turut menikmati perjuangan yang tahun 1997-1998 justeru
ditentangnya habis-habisan.Nah,itulah manusia yang bisa saja berbulu singa
dengan berkarakteristik tikus ,yang menikmatinya tanpa merasa malu sedikitpun.
Memang
itu semua sudah menjadi suatu resiko perjuangan,yang biasanya memang yang
menikmati suatu hasil perjuangan justeru orang-orang yang bisa di sebut
sebagai”pahlawan Kesiangan”.Mereka sebelumnya ,pada masa rejim Orde Baru
berkuasa bersembunyi dan berlindung di bawah ketiak -ketiak “orang kuat rejim Orde Baru”yang turut juga menghamtam para aktifis reformasi
.Namun setelah rejim Orde Baru tempatnya bersembunyi dan berlindung sebelumnya ambruk,justeru ia
lebih nyaring suaranya berteriak reformasi dari pada para aktifis reformasi
sendiri. Kemudian mereka yang ditunjangi oleh modal kuat,dan berhasil mengibuli
rakyat sehingga ia berhasil menduduki posisi-posisi penting dan strategis di
Indonesia.
Para
politisi seperti itu bisa dipastikan kedepan sekiranya terdapat suatu
“momentum” akan mengembalikan bentuk pemerintahan kemasa Orde Baru dulu,dan
fenomena tersebut sekarangpun sudah mulai tersirat dalam berbagai komentar
mereka.Dalam hal ini para aktifis reformasi yang belum terkontaminasi dengan
kekuasaan ,perlu segera menyatukan dirinya untuk mengawasi ,memantau
karakteristik dan fenomena perkembangan politik sekarang ini,yang
kelihatannya tidak mau
mengusik-ngusik skandal
BLBI,Century,Mafia -mafia hukum dan peradilan.
Mereka
bahkan lebih mementingkan pembangunan gedung DPR dan kepentingan mereka
lainnya,dari pada nasib rakyat yang semakin terpuruk.Bangsa Indonesia yang tiap
tahunnya kekurangan sandang pangan,tetapi belum kelihatan suatu upaya serius
dari Departemen terkait untuk mengentaskannya ,selain mengimpornya dari luar
negeri jika terjadi kelangkaan pangan tersebut.Tradisi ini sangat riskan bagi
bangsa sebesar ini,apalagi kedepan kononnya akan terjadi kekurangan pangan di
berbagai belahan dunia.Mengapa pemerintah tidak berupaya dengan serius untuk menciptakan swasembada
pangan ,padahal Indonesia sudah pernah melakukannya dan di beri penghargaan
oleh FAO di Roma. Oleh sebab itu tujuan reformasi perlu diluruskan,jangan
sampai menyimpang dari tujuan -tujuan yang telah dirumuskan
sebelumnya.Pemerintah perlu segera mengambil tindakan -tindakan yang pro
rakyat dalam berbagai aspeknya,sehingga
bangsa Indonesia yang mulai kalah bersaing dengan berbagai produk asing
setidaknya bisa bertahan dalam kemandiriannya.Hal ini juga perlu dukungan dari
pemerintah dengan suatu kampanye menggalakkan produk dalam negeri kepada bangsa
Indonesia,untuk meningkatkan perekonomian bangsa Indonesia yang semakin
terdesak oleh produksi asing lainnya.
Disamping
itu,para pelaku pelanggaran hak asasi manusia perlu segera diadili sesuai hukum
yang berlaku. Terutama bagi pelaku brutal terhadap mahasiswa di
Trisaksi,Semanggi 1 dan 2 ,para perusuh
12-13 Mei ,serta para penculik aktifis-aktifis pro reformasi waktu itu.Masalah
-masalah mereka perlu segera diusut sampai tuntas ,sehingga keutuhan bangsa dan
negara Indonesia bisa lebih kokoh dan utuh. Karena sangat memprihatinkan
sekiranya mengamati betapa sedihnya para orang tua yang kehilangan
putra-putrinya saat itu,yang sampai kinipun belum ada titik terangnya. Maka
segera tuntaskan masalah tersebut , sehingga perjuangan mereka tidak merasa dikhianati oleh bangsa Indonesia,dan
semoga saja mereka yang menjadi korban kebiadaban dan kedhaliman itu akan
mendapat tempat yang baik disisi-Nya.Dan
bagi keluarga yang di tinggalkannya,semoga ditabahkan keimanan dan
ketaqwaannya.Amin.pangan,tetapi belum kelihatan suatu upaya serius dari
Departemen terkait untuk mengentaskannya ,selain mengimpornya dari luar negeri
jika terjadi kelangkaan pangan tersebut.Tradisi ini sangat riskan bagi bangsa
sebesar ini,apalagi kedepan kononnya akan terjadi kekurangan pangan di berbagai
belahan dunia.Mengapa pemerintah tidak berupaya
dengan serius untuk menciptakan swasembada pangan ,padahal Indonesia
sudah pernah melakukannya dan di beri penghargaan oleh FAO di Roma.
Oleh
sebab itu tujuan reformasi perlu diluruskan,jangan sampai menyimpang dari
tujuan -tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.Pemerintah perlu segera
mengambil tindakan -tindakan yang pro rakyat
dalam berbagai aspeknya,sehingga bangsa Indonesia yang mulai kalah
bersaing dengan berbagai produk asing setidaknya bisa bertahan dalam
kemandiriannya.Hal ini juga perlu dukungan dari pemerintah dengan suatu
kampanye menggalakkan produk dalam negeri kepada bangsa Indonesia,untuk
meningkatkan perekonomian bangsa Indonesia yang semakin terdesak oleh produksi asing lainnya.
Disamping
itu,para pelaku pelanggaran hak asasi manusia perlu segera diadili sesuai hukum
yang berlaku. Terutama bagi pelaku brutal terhadap mahasiswa di
Trisaksi,Semanggi 1 dan 2 ,para perusuh
12-13 Mei ,serta para penculik aktifis-aktifis pro reformasi waktu itu.Masalah
-masalah mereka perlu segera diusut sampai tuntas ,sehingga keutuhan bangsa dan
negara Indonesia bisa lebih kokoh dan utuh. Karena sangat memprihatinkan
sekiranya mengamati betapa sedihnya para orang tua yang kehilangan
putra-putrinya saat itu,yang sampai kinipun belum ada titik terangnya. Maka
segera tuntaskan masalah tersebut , sehingga perjuangan mereka tidak merasa dikhianati oleh bangsa Indonesia,dan
semoga saja mereka yang menjadi korban kebiadaban dan kedhaliman itu akan
mendapat tempat yang baik disisi-Nya.Dan
bagi keluarga yang di tinggalkannya,semoga ditabahkan keimanan dan
ketaqwaannya.
2.4 10 Hal Tidak Menyenangkan Pasca
Reformasi
Sudah 1
dekade bangsa ini berada dalam masa REFORMASI setelah masa ORDE BARU yang
dipimpin oleh Alm mantan presiden Soeharto digulingkan oleh desakan ratusan
ribu mahasiswa yang “merasa bosan” dengan sistem pemerintahan saat itu. Tapi
nyatanya, setelah orde baru-nya Soeharto kandas, berbagai masalah justru
mencuat dan terasa dampaknya hingga sekarang ini. Metro tv tadi malam ( 12 Mei
2008 ) mengangkat topik menarik yang bertajuk “10 hal tidak menyenangkan pasca
reformasi”. Berikut ulasan singkatnya.
1. jumlah
pengangguran meningkat
2. kebebasan
tak bertanggung jawab (kebebasan berpendapat sering disalah artikan dan semakin
tidak beretikat).
3. sistem
politik semrawut (biasanya salah paham mengenai DEMOKRASI).
4. BBM
langka dan mahal.
5. banyaknya
demonstrasi yang mengganggu kenyamanan masyarakat.
6. meningkatnya
kerusuhan (kebanyakan di daerah akibat kesenjangan sosial yang terlalu tinggi
dan hukum yang kurang ditegakkan. Rusuh antara pendukung parpol akibat
fanatisme yang berlebihan).
7. ekonomi
tak stabil (hutang negara yang jatuh tempo dan harga minyak dunia yang semakin
tinggi).
8. meningkatnya
kriminalitas (akibat meningkatnya kemiskinan dan pengangguran).
9. tingginya
korupsi (Indonesia adalah negara TERKORUP di ASIA).
10. Mahalnya
harga sembako (diakibatkan harga BBM yang semakin tinggi dan mengakibatkan pula
bertambahnya jumlah penduduk miskin).
Dampak
reformasi tidak selalu berbau negative.Mobilitas perekonomian yang semakin
berkembang menjadi bukti bahwa reformasi yang kita pilih ini perlahan mampu
mengangkat derajat bangsa.Dan tentu saja, menciptakan negara yang demokratis
seperti yang kita dambakan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Perlu
proses panjang yang tentunya memakan waktu yang tidak sebentar pula untuk
mengatasi berbagai polemik bangsa ini.
10 data
di atas jangan hanya dilihat dari sisi negatifnya saja.Akan lebih bijak kalau
kita gunakan sebagai cerminan pembelajaran kepada para generasi muda dalam
menentukan arah dan peradaban bangsa kita tercinta.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Reformasi telah menghantarkan bangsa Indonesia
pada perubahan besar-basaran disegala bidang antara lain politik, social,
budaya, ekonomi, dll. Dibidang hukum misalnya pemerintah berusaha menciptakan
substansi negara yang bersih dan berwibawa serta menindak tegas para aparat
negara yang korupsi.
Dibidang politik menciptakan berusaha
menciptakan politik yang transparan, mengadakan pemilu yang bebas, rahasia,
jujur, adil.Kebebasan menyampaikan pendapat.Kebebasan menyampaikan pendapat
diberikan asal tetap berpedoman pada aturan yang ada yaitu UU No.9 tahun 1998
tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum.
Dibidang social adanya kebebasan berpendapat
bagi seluruh mayarakat Indonesia dan kebabasan dalam penyelengaraan budaya
bahkan pada tahun 1999 telah diberlakukan Undang-Undang 40 Tahun 1999 tentang Pers pasal 4 didalam
ayat 1 disebutkan bahwa kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga negara
dimana pers bertujuan sebagai pemberi informasi dan penyalur komunikasi antara
pemerintah dan masyarakat.
Dibidang ekonomi menjalin hubungan yang luas
dengan negara luar maka terbentuklah “ ASIA Free Trade Area” dan era Global
pada tahun 2010 dimana antar ngara bebas melakukan kegiatan ekonomi di
Indonesia dan sebaliknya diharapkan menciptakan pangsa yang lebih luas sehingga
meningkatkan pendapatan perekonomian dan kemajuan teknologi dikawasan Asia.
3.2 Saran dan Kritik
Dengan adanya jaminan dalam melakukan kebebasan
berpendapat diharapkankan masyarakat Indonesia mampu menyampaikan hal-hal yang
menjadi aspirasi demi penemuan solusi dan terciptanya cita-cita negara berupa
keadaan negara demokrasi dan stabil disegala
bidang sehingga mampu bersaing dengan negara-negara maju lainya.
Kebebasan berpendapat juga ditandai dengan
kebebasan pers yang bertujuan sebagai penyambung lidah antara pemerintah dan
masyarakat diharapkan agar peran pers ini tidak dislahgunakan dengan
penyampaian informasi-informasi yang berlebihan dan tidak bertanggungjawab
seehingga memicu terjadinya kesalahpahaman.
Adanya “Asian Free Trade Area” yang membawa
negara pada persaingan keras antara pasar lokal dan internasioinal yang pesat
diharapkan mampu menjadi tolak ukur bagi negara kita dalam bersaing merebut
pangsa pasar dunia jangan sampai produk dalam negri menjadi tersingkir dengan
jalan meningkatkan produk dalam negri
dan sebagai masyarakat Indonesia kita harus mencintai produk-produk didalam
negri sehingga menciptakan daya jual terhadap pangsa pasar yang internasional.
Pada
era Global ini teknologi berkembang secara pesat dimana informasi dengan mudah
di akses oleh siapapun. Diharapkan masyarakat mampu mengendalikan diri dalam
keadaan yang selalu dinamis dan harus selalu ingat akan jati diri kita yaitu
bangsa Indonesia bertumpah darah satau tumpah darah Indoenesia jangan sampai
karena perubahan pesat tersebut kita tidak mampu memanegemen diri kita sehingga
terjerumus kedalam hal-hal negatif akibat dampak dari kemajuan dunia.
Referensi
v Muridan
S Widjojo dan MAshudi Noorsalim, “Perlawanan Petanda, Politik Semiotik Gerakan
Mahasiswa, ”
v Kebijakan
Kebudayaan di Masa Orde Baru (Jakarta, Pusat pengembangan Kemasyarakatan dan
Kebudayaan-LIPI dan Ford Foundation, 2001)